Wednesday, December 1, 2010

Dua Cinta


Pintu terbuka yang aku lalui hingga kemudian aku 'terjebak' dalam irama dosa adalah ketika aku tahu bahwa ternyata rasa ini bersambut. Lalu irama dosa itu menjadi semakin terlantun merdu oleh pembenaran-pembenaran yang [jujur saja] sengaja aku rajut.

Tapi jangan tudingkan salah padaku!
: sebab aku tak punyai daya untuk mencegah semua rasa.

Kiranya aku terlanjur tenggelam dan kian terpuruk oleh ketidakberdayaan - yang entah sengaja [juga] atau tidak telah tercipta. 

Karena setiap kali aku mencoba untuk tak hirau, berulang kali pula tak bisa kupungkiri bahwa aku sungguh cinta. Semakin aku merasa bahwa aku tak boleh berada dalam dua cinta, semakin aku merasa ingin tetap berada di dalamnya.

Namun aku ingin berdalih, 

: jika dan andai aku mendapat kesempatan untuk kembali, pintu itu tak akan pernah aku lalui. 
     Tak akan !!!
 

Aku tidak pernah bisa mengingat kapan rasa ini tumbuh. 
Yang aku tahu, rasa ini terus tumbuh seiring sering hadirnya bayanganmu.

Aku juga tidak bisa mengingat kapan rasa ini semakin meraja.
Yang aku tahu, rasa ini kian meraja seiring sadarku tentang cinta.



  •  
:: ,... aku tak bermaksud membuatmu sungguh tak berarti ::
[jangan terusin cerita itu Za, cos aku tau 'mengakui' itu udah sangat nyiksa]

No comments:

Post a Comment