Wednesday, December 15, 2010

Perang Batin


Hal yang sangat sulit kita lakukan adalah ketika kita harus menipu diri sendiri.
Melakukan sswatu yang bertentangan dengan hati. Berpura-pura senang pada sswatu yang sebenarnya ga kita suka; atau sbaliknya, - berpura-pura tidak senang pada sswatu yang sebenarnya sangat kita suka.

Bberapa waktu lalu, ketika aku mulai melakukan itu: melalukan sswatu yang aku tidak suka dan berpura-pura senang melakukannya; Melakukan seperti lirik lagu Slank: '... Kutertawa walau hati kecewa, ya kucoba untuk tetap tertawa. Kubernyanyi walau hati menangis, ya kucoba untuk tetap bernyanyi...' - yang aku rasakan adalah sakit!

Ketika bibirku menyunggingkan senyum smentara kedua pipiku terbanjiri air mata, hatiku benar-benar tersayat. Kala itu, aku ga peduli dengan sebutan munafik atau apalah-sok atuh-whatever-terserah, karena yang ada di benakku hanya bimbang. Aku seolah layang-layang putus tak bertuan, terbang terbawa angin, meliuk tanpa arah. Ada ragu, takut, resah, marah,... semua tercampur sempurna. 

Setiap mata ini terpejam, hujatan hati menggelegar. Setiap langkah terayun, cacian hati mengalun...

        Lalu, mulailah perang batin itu!
Dengan tangis dan doa yang beradu. Dengan asam lambung yang meningkat. Dengan tidur yang tak lelap dan makan yang tak nikmat; Aku mencoba untuk tetap berdiri tegak!
: Brusaha menerima semuanya meski perih merajam; Berharap smoga perang ini secepatnya usai.


::||::
 Sebagian kita emang kadang ngrasa ragu untuk mengatakan sbuah kejujuran
[inget 'motto' kita dulu ga bro: ... JUJUR AJUR!!!]

No comments:

Post a Comment