Tuesday, December 18, 2012

Friday oh Friday



Aku punya 2 keinginan;
[Setelah aku dilahirkan hari Jumat, --- selanjutnya] aku ingin bisa menikah dan meninggal di hari Jumat pula.

Satu keinginan sudah terwujud;
       --- aku bisa melaksanakan pernikahan sakralku di hari Jumat [yang juga Alhamdulillah, bertepatan di bulan Syawal, meski sempet rada ribet milih tanggal gara-gara nyesuaiin ma jadwal sewa gedung :D].
Jadi, masih ada satu harapan lagi yang entah nantinya bisa terwujud atau tidak; yaitu meninggalkan dunia-tak-kekal ini hari Jumat!

Animated Emoticons

Kenapa hari Jumat?
[Soalnya aku nyadar kalo aku belum masuk kategori 'Manusia-Bebas-Dosa'!!!. Huehehe :D]
Sementara "Apabila seorang mukmin muslim meninggal pada malam atau hari Jumat, maka Allah SWT akan memberikan pahala syahid dan menjaganya dari azab kubur" [Majmuu' Syariif Kaamil dan Terjemahnya hal. 5].

Nah, salah satu keuntunganku mempunyai harapan seperti itu adalah, aku jadi ingat tentang mati setiap menjelang hari Jumat: --- membuatku selalu ingat untuk melakukan kebaikan-kebaikan demi menambah pahala; mendorongku menambahkan potensi kemanfaatan diri pada duniaku dan orang-orang di sekitarku; dan memotivasiku untuk lebih giat beribadah setiap hari menjelang 'saat-kemungkinan-dan-harapan-ajalku-tiba' [meski, kadang-jujur-saja --- keduniawian masih kerap membuat lupa *sigh].

Intinya, dengan harapan itu, aku terpacu selalu berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya!

Kita tidak pernah tahu kapan Allah menentukan ajal kita.
Aku tidak pernah tahu, apakah nantinya aku benar-benar menemui ajal di hari Jumat sesuai harapanku sebelum bumi dan langit ini terbelah.
Tapi yang jelas, kiamat sudah makin dekat.
Yuk! Makin giat nabung buat akhirat!

[[]]
 
Majmuu' Syariif Kaamil dan Terjemahnya hal. 4: Fadilah Hari Jumat point 6:
Allah SWT memerintahkan kiamat terjadi pada hari Jumat
[Menjelang 'kasak-kusuk' kabar kiamat yang jatuh hari Jumat tanggal 21 Desember 2012]
Animated Emoticons
 



Friday, December 14, 2012

= @?!#$ *Geram


Ada sebongkah rasa yang kembali menggumpal saat itu.
Gumpalan yang semula aku anggap sudah lebur bersama berjalannya waktu.
Lantas, hari-hariku pun kembali dipenuhi gelisah.

Sebagian hati melejit menggoda untuk kembali mengasah rasa.
Sebagian hati melejit menahan gejolaknya.

Kemudian,
Kutemui kenyataan baru bahwa ada yang lain.
Dan kala perasaan teriris menggeliat;
    -- aku kian menyadari bahwa gumpalan itu ternyata tak pernah lebur.
Pun ketika kutemui pesan yang kuanggap tertulis untukku;
    -- aku semakin terjebak oleh hingarnya andai.

Gelisahku kian membuncah!

Lalu aku ingat sebuah janji yang sempat terucap...
, bahwa aku akan selalu ada untuk setiap perih dan gelisahmu.
-- Juga sebuah doa yang sempat terlantun...
, bahwa aku bersedia menjadi penawar keluhmu.

Aku menangis dalam diam.

Aku ingin kau tahu…
hari-hari yang terlalui penuh harapan itu menari lagi dalam anganku.

Sungguh, godaan itu begitu mengganggu!!!


>]::[<
 
... menggali hasrat untuk kembali ...