Tuesday, December 14, 2010

Dia adalah Mimpi,

Yang tak pernah sedikitpun terpikir akan teraih.


Meski ingin sekali aku mengatakan pada dunia betapa aku mencintainya. Sepenuh jiwa - hingga aku tak akan ragu mengucap sumpah: bahwa apapun akan aku lakukan asal dia bahagia.
Tak 'kan tersangkal, betapa aku selalu menyambut pagi dengan harapan bertemu dengannya di sepersekiandetik waktuku. Namun meski sepersekiandetik yang tersuguh; bagiku itu sudah lebih dari cukup; karena bahkan walau hanya sekedip mata kelebat bayangannya tertangkap retina, aku mampu menghirup harum tubuhnya laksana mencium harum surga,...

Tapi bodohku yang tak miliki keberanian untuk mengatakan bahwa aku cinta!
[Bahkan sekalipun untuk sekedar menunjukkan bahwa aku ada!!!]

Aku hanya diam di sini

        : menikmati keindahan surgawinya dari jauh; merasakan sejuk yang merayap pelan di sanubari kala melihatnya tersenyum. Mencoba memuaskan hati dengan cara itu meski sungguh hasrat ingin menggenggam erat senyumnya untuk kemudian memilikinya sepanjang waktu.

Lantas, semakin terpuruklah aku oleh ketidakberdayaan yang terus menghantu,
... sementara waktu kian berlalu dengan angkuh.


[sungguh,...
dia adalah mimpi
yang ada dalam ruang hati yang teryakini
jauh tak kan terjangkau]

No comments:

Post a Comment