Wednesday, January 20, 2016

Imankah?



Salah satu pengetahuan yang saya dapatkan dari sakit bapak adalah fungsi liver (hati).

Prof. dr. Iswan A. Nusi -- dokter spesialis internist yang menangani sakit bapak kala itu menjelaskan, bahwa pada dasarnya semua makanan yang masuk ke dalam tubuh kita adalah racun. Liver/hati berfungsi untuk memfilter/menyaring racun dari semua makanan sebelum nutrisi makanan tersebut disebarkan ke seluruh tubuh. Jika fungsi hati sudah menurun, maka otomatis makanan yang tersebar ke seluruh tubuh akan mengandung racun. Dan ketika racun tersebut sampai ke otak, saat itulah kesadaran kita menurun.

Pagi ini, di grup SMC, pak Soesanto Goentoro - salah satu orang luar biasa di grup kami -- sharing ilmu yang baru beliau dapatkan mengenai 'Paradigma Makan'.

"Yang menarik dari pembicaraan saya dengan sahabat saya semalam, bahwa selama ini paradigma makan adalah proses suatu makanan yang masuk ke dalam mulut. Dalam diskusi semalam saya baru menyadari bahwa 'makan' adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam tubuh kita termasuk yang melalui hidung dalam bentuk pernafasan. Jadi oksigen bisa disebut juga makanan dalam bentuk lebih halus. Sebagai murid yang baik, saya terima dulu hasil diskusi ini sambil merenungkan kebenarannya. Jadi, cara 'makan' oksigenpun perlu dilatih. 
Ada aplikasi untuk latihan ini 'anuloma viloma' yang bisa didownload dari google store maupun istore. Semoga sharing ini bermanfaat" [-- edited]

Selanjutnya berbagai komentar dari anggota yang lain bermunculan.

Termasuk dari pak Muh. Rofi'i - orang yang juga luar biasa di grup kami.

"Sangat betul sekali pak Captain, [red. pak Santo memang akrab dengan panggilan Captain karena mimpi 'gila' beliau menjadi pramugara di usia lebih dari 50 tahun] saya dulu juga pernah belajar tentang makanan. Dan ternyata, apa yang kita dengar, kita lihat, dan kita rasakan itu juga termasuk jenis makanan. Kita harus betul-betul menyaring semua makanan yang masuk pada diri pribadi kita.
Salam sukses untuk semua" [-- edited]

Membaca diskusi di grup pagi ini membuat saya berpikir.

Jika liver/hati merupakan alat penyaring dari makanan dalam arti harfiah, apa yang menjadi penyaring dari makanan lain seperti yang disampaikan oleh pak Rofi'i?

Apa yang bisa menyaring 'makanan' yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan?

Imankah?

Bagaimana menurut Anda?


:::[]:::


#SuccessMasteryClub
#ParadigmaMakanan
#FungsiHati
#FungsiLiver

Tuesday, January 19, 2016

Mengenang Bapak



Kamis, 18 Januari 2001

Nasi goreng pesananku untuk makan siang belum datang ketika pesawat telepon di mejaku berdering.

Dari bapak.
     "Jam berapa pulang?"

 Aku menanggapi sambil lalu,
     "Ya ntar lah. Sore,"
     "Sekarang masih jam berapa?" lanjutku dalam nada tanya.
 Bapak dari ruang lain menimpali,
     "Bapak mau pulang sekarang. Maksud bapak, kalau Ira bisa pulang sekarang, bapak mau bareng Ira"
Aku bersikukuh,
     "Ga bisa Pak. Ira baru bisa pulang sore"
     "Ya udah, bapak naik taxi aja" jawab bapak datar.

Pembicaraan berhenti.
Aku meneruskan aktifitasku. Hanya lima menit, ketika tiba-tiba aku merasa capek menatap layar monitor dan berkeinginan sejenak melihat keluar jendela untuk mendinginkan mata.

Saat itu, dari tempatku berdiri di lantai dua, aku menangkap bayangan bapak -- yang terpantul dari jendela mobil yang terparkir paling dekat dengan koridor -- tengah melangkah dengan gagah.

     Aku terkesiap!
     Ada semacam aliran listrik yang menjalari tubuhku. Perasaanku teraduk.
     Aku merasa tertuntut untuk memenuhi permintaan bapak.
     Seketika aku melesat keluar ruangan berusaha secepat mungkin mengejar bapak.

     "Bapaaakkk!!" panggilku terengah,
     Aku melihat bapak memutar tubuhnya dan melempar senyumnya ke arahku.
     "Ira bisa pulang bareng Bapak. Tapi bapak tunggu sebentar gak pa pa ya? Ira pesen nasi goreng buat maem siang. Belum dateng. Bentar lagi kok. Ntar setelah Ira maem kita pulang. Ya?"

     Bapak mengiyakan.
     Kurang lebih lima belas menit kemudian aku sudah berada di loby gedung menemui bapak -- yang waktu itu sedang berbincang dengan beberapa rekan kerja beliau ketika masih aktif berdinas -- siap mengantar bapak pulang.

     "Mampir dunia buah ya. Adek pesen dibeliin Apel" ajak bapak ketika kami sudah berada di mobil.

     Siang itu, aku melewati satu momen indah lagi bersama bapak.


Jumat, 19 Januari 2001

Tidak ada seorangpun yang menyangka bahwa bapak akan pergi hari itu. Kondisi kesehatan bapak boleh dikatakan cukup baik. Namun jika Sang-Pemilik-Nyawa berkehendak untuk memanggil, apalah daya kita?

Siang itu, sepulang sholat Jumat, bapak mengeluh sakit kepala. Kejadiannya begitu cepat. Bapak bahkan belum sempat berganti baju. Ketika bapak istirahat di kursi tempat beliau biasa duduk, mas Ipri -- kakak laki-lakiku yang saat itu menemani bapak di rumah -- menemukan bapak terkulai dengan nafas tersengal.

Aku segera melesat pulang ketika mas Ipri menelepon dan menceritakan kondisi bapak.
Seperti pengalaman yang sudah-sudah. Kami sekeluarga harus siap dihadapkan pada situasi seperti itu. Situasi ketika kondisi bapak drop karena penyakit kanker hati yang bapak derita. Sewaktu-waktu bapak kambuh, kami harus siap mengantar bapak ke rumah sakit secepatnya.

Sama sekali tidak terbersit bahwa ternyata hari itu adalah kali terakhir kami harus mengantar bapak ke rumah sakit.

Bapak tidak tertolong.

Bukan karena kanker hatinya. Dokter mendiagnosa ada kemungkinan bapak terkena serangan jantung.

Ya Allah, rasanya baru kemarin bapak menelepon hamba untuk mengajak pulang. Rasanya baru kemarin hamba melihat bayangan bapak sedang berjalan dengan gagah. Baru kemarin hamba bercengkerama dengan bapak di mobil; mampir ke toko buah dan memilih Apel bersama-sama dengan penuh canda.

Rasanya baru kemarin.
Semua masih tergambar dengan jelas.

Bahkan bagaimana bentuk Apel yang tertata rapi di atas meja makan -- yang belum tersentuh sehari setelah bapak berpulang -- masih terbayang di pelupuk mata.


...



Hari ini, genap 15 tahun bapak meninggalkan kami.

     Yang sangat aku syukuri dan menjadi penghiburku adalah aku memutuskan pulang bersama bapak siang itu! -- Karenanya aku memiliki satu lagi kenangan kebersamaan dengan bapak, sebelum aku tidak bisa lagi menikmati dan memilikinya.

:::[]:::


#bapak
#ayahanda
#kangenbapak

Friday, January 15, 2016

ROMANTIS


Mendefinisikan satu kata setiap hari merupakan bentuk kegiatan Leader Challenge yang kami lakukan di Success Mastery Club (SMC) setelah mengikuti kelas pak Edy Zaqeus dengan tema "Writing for Transformation" [: ini merupakan sarana latihan kami untuk mengasah keterampilan menulis]. 

Tantangan itu harus dilakukan oleh para member (yang bersedia mengikuti tantangan tsb) selama minimal 21 hari berturut-turut dengan memposting di WhatsApp grup SMC. Syaratnya, pendefinisian kata tersebut harus murni berdasarkan pengertian dari masing-masing peserta.
Setiap member berhak menentukan kata apa yang akan didefinisikan setiap harinya. Kata terpilih adalah kata yang diposting paling pagi oleh salah satu dari peserta.

Memasuki hari ke 29. Kata pilihan yang ditentukan (oleh mbak Ayu) untuk didefinisikan adalah ROMANTIS.

Hohoho,,,
-- Sebetulnya, kata pilihan ini adalah request saya ke mbak Ayu, malam sebelumnya saat bertemu di kelas SMC waktu ngobrol-ngobrol tentang dia dan sang pujaan hati *pssttt....

Kenapa mesti request ke mbak Ayu?
Simple reason. Soalnya mbak Ayu rajin banget ngasih greetings di grup pagi-pagi *hahahaha,

Dan inilah definisi ROMANTIS menurut saya:



Romantis tidak diukur dari seberapa mewah tempat makan saat candle light dinner. Seberapa mahal cincin berlian yang disematkan di jari atau seberapa keren mobil yang dipakai saat kencan.

Ketika bulan bersinar penuh Paijo mengajak Marni berjalan kaki menuju ujung gang untuk makan bakso yang mangkal, kemudian tiba-tiba menyerahkan petikan bunga dari rumput liar yang tumbuh dekat tiang listrik sambil berbisik pelan,
" Mar, aku mau kamu jadi istriku",
lantas Marni terkesima menatap bunga itu sebelum akhirnya tersipu menerima bunga itu dan menjawab,
"Iya, aku mau!"
-- adalah bentuk dari sebuah keROMANTISan.

Karena ROMANTIS adalah sebuah TINDAKAN yang dilakukan oleh ORANG YANG KITA CINTAI dan kita maknai sebagai sesuatu yang INDAH.

Tanpa materi berlimpah, selama pasangan kita mencintai dengan segenap jiwa, kita bisa menciptakan keROMANTISan dari segala hal yang SEDERHANA.


::[]::

mengenang:
#LeaderChallege
#AtoZDailyWordDefinition
#DefinisiKataHarian
#Day29
ROMANTIS

Thursday, January 7, 2016

Curhat di MedSos. Perlukah?



Facebook. 
Twitter.
Google Plus.
Instagram. 
Pinterest.

Adalah Top-Five media sosial yang populer di dunia.
[data diambil dari sarungpreneur dot com - klik disini untuk membaca lebih lengkap]

Sebelum lanjut, sebenarnya, apa sih media sosial itu?

Menurut WIKIPEDIA
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. 

sedangkan menurut ROMELTEAMEDIA DOT COM
MEDIA SOSIAL (Social Media) adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya (internet). Para pengguna (user) media sosial berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi (sharing), dan membangun jaringan (networking).


Dari pengertian tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa media sosial adalah sebuah SARANA bagi para penggunanya untuk MENGEKSPRESIKAN DIRI. 

Hmm??... Mengekspresikan diri?
Ekspresi yang seperti apa??

Terserah!
Mau-maunya yang punya akun!

Yang membuat akun medsos dengan niat berdagang, pasti akan sering upload dan posting semua yang berhubungan dengan produk yang dijual.
Yang membuat dengan niat berbagi ilmu, pasti akan lebih banyak sharing segala hal tentang ilmu yang ingin dibagikan.
Semua tergantung niat user atau pengguna medsos tersebut.
Bahkan yang membuat akun medsos dengan niat untuk NIPU juga ada!

Tapi yang akan kita bahas disini bukan niat para pemilik akun yang sudah disebut di atas, karena itu sudah jelas.
Yang kita bahas adalah para pengguna medsos yang [menurut pengamatan saya -- masih banyak] menggunakan medsos sebagai sarana 'CURHAT!'

Please note:
CURHAT yang saya maksud adalah membuat STATUS YANG sifatnya NEGATIF seperti maki-maki orang lain [termasuk nyindir], mengeluh ini itu, menceritakan nasib malang/sialnya, dll. 

Memang sih, kita bebas berekspresi dan mengungkapkan apa yang kita rasakan atau pikirkan. Tapi mbok yao [hadoh, bahasanyah...] agak difilter lah apa-apa yang akan dipublish. Biar tidak menimbulkan fitnah dari para pembaca. Sebab kalau sudah menyerempet ke area fitnah, ujung-ujungnya ketemu DOSA.

Kok bisa?

Lah iya, kalau semisal ada yang tulis status:
"Manusia itu diciptakan Tuhan punya otak. Kalo otaknya ga dipake apa bedanya ma binatang. DASAR BEGOOO!!"

Kira-kira, pembaca akan berpersepsi apa?
Bisa saja si penulis hanya sekedar iseng menulis status seperti itu. Tapi persepsi orang kan bisa berbeda. Belum lagi kalau yang baca merasa status itu ditujukan buat dirinya? Woo, bisa perang status kaya para selebritis tanah air kita tercintah *hehehe

Atau status seperti ini:
"Ya Tuhaaan, aku capek ngadepin dan hidup dengan dia. Aku sudah berusaha sabar, tapi bukankah Engkau menciptakan hati tidak untuk disakiti?"

Hayoohh???
Berdalih iseng membuat status seperti itu? Boleh.
Tapi andai status itu benar-benar terjadi dalam kehidupan pribadi si penulis, pantaskah itu diumumkan pada dunia? Kalau kemudian setelah itu tiba-tiba ada yang japri "menunjukkan simpati". Lantas karena merasa ada yang memperhatikan curhatpun berlanjut... terus dan terus...   *dueenngg... eng iing eeenng.... ! 

Jadi? Lalu? 
Bagaimana bentuk ekspresi yang pantas dipublikasikan di media sosial?

Pertanyaan itu saya lempar, kalau menurut ANDA bagaimana? 



::::::: [] :::::::



Biarkan hanya Allah yang tahu bahwa kita LEMAH,
karena hanya Allah yang tidak akan menertawakan kelemahan kita.

Dan biarkan hanya Allah pulalah yang tahu bahwa kita KUAT,
agar kita tidak sempat sombong sebab sebenar-benarnya kekuatan hanya milikNya.



#AyoIntrospeksi
#ReminderForSelf





Wednesday, January 6, 2016

2 0 1 6



Aku bukan termasuk golongan orang yang merayakan tahun baru.
Tapi kali ini, ijinkan aku untuk bergabung ikut merayakannya.


Pertanyaan pertama yang muncul adalah, 
"Apakah akan ada yang istimewa di 2016-ku?"



Aku pastikan jawabannya adalah YA!



Sebab aku sudah semakin MENYADARI 
bahwa Allah telah banyak memberi berkah yang HARUS aku SYUKURI dan aku NIKMATI.  

Sebab aku sudah MEMUTUSKAN 
untuk menjadi pribadi yang LEBIH baik dari sebelumnya.

Sebab aku sudah MEMANTAPKAN diri 
untuk berubah.

Sebab aku sudah MENGIJINKAN diri
untuk mempunyai MIMPI dan MEMPERSIAPKAN diri untuk MERAIHnya.

Sebab aku sudah MEYAKINI 
bahwa aku DILAHIRKAN dan LAYAK menjadi JUARA.



Selamat Tahun Baru 2016.
Semoga terwujud segala mimpi yang sudah tertulis di Dream Book Anda!


::||::

#Self-Motivation 
#LeaderChallenge
#ReachYourDreams
#GoalSetting
#IAmAChampions