Friday, June 22, 2012

T.A.R.G.E.T




Bagi marketing, 'target' tu hukumnya 'wajib'. Kalo ga bisa menuhin target, berarti komisi melayang. Kalo komisi melayang berarti ga ada pemasukan. Ga ada pemasukan berarti harus putar otak untuk cari cara gimana bisa dapet pemasukan dari sumber yang laen. Hehehe...

Tapi ternyata target itu ga cuma punya marketing aja!.

Ada seorang teman (sebut saja Monika) --- yang bukan marketing. Orangnya ulet, rajin dan teliti. Perfectionist juga. Pinter banget.
Orientasinya ke target,... wuiih tinggi abis!

Nah, perpaduan dari target-oriented dan perfectionistnya itu yang bahaya! Cos duo-character itu pada akhirnya suka bikin dia senewen yang berujung pada stress.

Pagi hari, ngawalin kerja, dia udah tulis di AgendaSuperTebal-nya apa-apa yang HARUS dia kerjain hari itu. Malah ga jarang dia tulis malem harinya seblom dia brangkat tidur. Alasannya: 'mumpung inget'.
[Jujur aja yaa, kadang ngliat rajinnya itu aku suka ngrasa: 'iih, kok aku nyante2 gini aja ya klo kerja?? hihihi *blushing]

Singkat cerita,... Monika pada akhirnya datengin mejaku en bilang:
"mbak, selama ini ternyata aku salah ya. kebiasaanku untuk selalu pengen menuhin target tepat waktu itu justru bikin targetku ga kecapai"

Aku ngernyitin kening:
"kok bisa?"

Dia ngehela nafas:
"iyah. gara-gara aku terlalu fokus pada target --- harus nyelesein semua kerjaan dengan sempurna --- aku malah jadi ga fokus pada kerjaan itu. yang ada dipikiranku jadi panik 'hiyaaah, udah jam sginiii,.. aku blom nyelesein kerjaan yg ini-itu dan ini'"

Aku nyengir:
"jadi?"

Monika senyum manis banget:
"aku belajar satu hal mbak: kalo kita punya target terhadap sesuatu, fokusnya harus pada sesuatu itu, bukan pada waktu"

Aku nyengir lagii.
Sip. Manthaaappph!


[()]
team work OK. kerjaan numpuk: AYOOOK!!!

Thursday, June 21, 2012

Terpenjara Benci

Aku harus menekan emosi saat berada di sebuah ruangan dengan seseorang --- yang tidak aku harapkan keberadaannya. Menahan bergulirnya air mata demi sebuah gengsi agar tak tampak rapuhku. Bertahan dalam diam meski sebenarnya hingar teriakan hati serasa akan meledakkan raga.
          Angkuhku pun kian merdeka!
          : namun hingar teriakan itu tetap teredam rapi oleh dinding hati, hingga hanya kepala dan telingaku lah yang menjadi penikmat setianya.

... Aku merindukan rasa damai.
... Aku membutuhkan rasa terlindungi.

Ketika kemudian aku mencoba berkomunikasi dengan egoku, aku menemukan kesadaran bahwa seharusnya aku tidak boleh terpuruk oleh keadaan yang menjebakku terpenjara dalam benci.
Lantas aku meluangkan waktu untuk memejamkan mata di sela teriknya nyali.

Sore itu, saat rintik hujan membasahi bumi;
dengan ditemani segelas coklat hangat, -
: memandang keluar jendela kamar --- yang pengap oleh beban.
Ikrarku menerobos palung hati
,... mulai saat ini: aku harus bebas dari rasa benci!!


[()]

dapet baca dari kaos tetangga:
jangan terburu menyukaiku sebab aku mempunyai banyak kekurangan
tapi jangan ceritakan kekuranganku itu ke orang lain, sebab siapa tahu nanti aku jadi sahabat terbaikmu