Saturday, November 20, 2010

Tuhan Memberi Luka

        

          Luka itu sebenarnya tidak terlalu besar.

Namun karena letaknya tepat di perut ibu jari tangan kanan, luka itu menjadikan semua gerak aktivitas [: memegang, menulis, menyentuh,...] cukup terganggu.

Dan karena luka itu memang hanya sebuah luka kecil, maka luka itu teremehkan dengan tidak terobati - yang kemudian menyebabkan luka itu melebar hingga tak kunjung sembuh. Semua gerak aktivitas yang tadinya hanya cukup terganggu menjadi sungguh terganggu.

        Hingga tiba saat sebuah gerak aktivitas membuat luka itu semakin menganga dan terasa perih:
... menumpahkan air mata.

        Saat air mata itu menetes pelan, ada sebuah bisikan yang menyentuh lembut di benak: betapa luka sekecil itu mampu membuat 'gangguan' sedemikian 'hebat'.

[Lantas teringatlah kisah Bambang Ekalaya:
yang rela memotong ibu jarinya demi baktinya pada Begawan Drona]

: Ternyata sebuah ibu jari yang mungil ini sungguh memiliki fungsi yang luar biasa. Tanpa dia, empat jari lainnya tak memiliki kuasa.

Maka muncullah luka baru yang lebih perih dan membuat air mata ini semakin tertumpah ruah.

Tuhan telah menunjukkan kasih sayangNya dengan 'sentuhan' lembut yang membuat si-lemah ini menyadari, bahwa terlahir dalam kesempurnaan sungguh merupakan nikmat yang sangat besar.

Luka kecil itu telah 'menampar'; sebab luka kecil itu telah membuat hati mengeluh, - sementara syukur atas telah lahir dalam kesempurnaan, selama ini belum satu kalipun terucapkan.



::||::
[Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?]


No comments:

Post a Comment