Umar Ibnu Khattab
Proses Umar Ibnu Khattab menjadi khalifah
berjalan mulus. Ia menggantikan Abu Bakar yang meninggal setelah memimpin
selama 2 tahun 3 bulan 11 hari.
Abu Bakar jatuh sakit pada musim panas 634M.
Selama 15 hari hanya berbaring. Ia ingin suksesi tak meretakkan persatuan kaum
muslimin. Ia merasa, dari semua sahabat Nabi, Umar paling tepat menggantikan
dirinya. Namun dia tak mau memutuskan sendirian. Dipanggilnya para sahabat Nabi
yang terpandang. Mereka ternyata setuju Umar nantinya menggantikan Abu Bakar.
Kemudian Abu Bakar naik ke balkon rumahnya
dan berbicara kepada ummat Islam yang berkerumun di bawah. “Saya berharap
kalian semua bisa sepakat tentang calon pengganti khalifah. Saya bersumpah,
saya hanya ingin melakukan yang terbaik dalam perkara ini. Hemat saya, Umar bin
Khattab yang terbaik dan saya ingin mencalonkannya. Saya berharap keinginan
saya ini sama dengan keinginan kalian dan kalian dapat mengikuti keputusan
saya.”
Mereka serempak berkata: “Kami
mendengarmu dan akan mematuhi perintahmu.” Abu Bakar lalu memanggil Usman
dan mendiktekan teks perintah yang menunjuk Umar sebagai penggantinya setelah
para sahabat utama dan masyarakat luas menerimanya.
Khalifah Abu Bakar meninggal Senin,
23 Agustus 634M. Shalat jenazah dipimpin Umar Ibnu Khattab kemudian dimakamkan
di sisi kubur Nabi yaitu di rumah di rumah Aisyah anak kandungnya yang juga
istri Rasulullah. Umar Ibnu Khattab langsung tampil sebagai khalifah tanpa ada
ketegangan maupun perdebatan.
Perlu diketahui, masyarakat muslim
Madinah saat itu tak mengenal budaya ewuh pakewuh seperti masyarakat kita
sekarang. Jika merasa setuju bilang “ya”, jika tidak setuju bilang “tidak”
tanpa sedikit pun rasa sungkan atau pakewuh, sekalipun ditujukan pada pejabat
tinggi.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering
rakyat jelata bisa langsung mengadukan persoalannya kepada gubernur bahkan
langsung khalifah tanpa rasa takut atau pakewuh.
Kondisi yang sehat dan terbuka
itulah yang terjadi ketika mereka secara aklamasi setuju atas kekhalifahan Abu
Bakar di gedung pertemuan dan setuju atas kekhalifahan Umar Ibnu Khattab ketika
Abu Bakar menawarkan dari balkon rumahnya.
Mereka menjadi khalifah jauh dari
kepentingan duniawi. Terbukti, mereka menjadi miskin setelah menjabat sebagai
khalifah karena takut pada harta negara masuk ke dalam perutnya.
Khalifah Usman dikenal kaya sebelum
menjadi khalifah, habis semua hartanya setelah menjadi khalifah.
Karena itu jangan bandingkan dengan
penguasa sekarang yang hidup dengan gaji, tunjangan dan fasilitas yang sangat memadai.
Di bawah kekhalifahan Umar bin
Khattab, masyarakat muslim memperoleh kemajuan pesat. Umar membangun jaringan
pemerintahan sipil tanpa ada contoh sebelumnya. Ia seorang khalifah yang kaya
dengan gagasan orisinal, amat menjunjung hak asasi manusia, tegas dalam
menegakkan keadilan dan sikap egaliternya luar biasa. Namun khalifah yang mudah
tersentuh dengan penderitaan orang bawah ini justru hidupnya berakhir dengan
tragis. Terbunuh.
Seorang budak majuzi bernama Feroz
menyelinap di tengah para jamaah yang akan melakukan shalat di Masjid Nabawi
Madinah. Ketika Umar datang hendak menjadi Imam, dengan cepat ia menyerang dan
menusuk Umar dari belakang. Tiga hari kemudian, khalifah yang luar biasa ini
wafat.
[masih] To be continued...
[masih] To be continued...
No comments:
Post a Comment