Saturday, May 12, 2012

Pesan Moral dalam Kehidupan Politik (2 of 4)


Umar Ibnu Khattab

Proses Umar Ibnu Khattab menjadi khalifah berjalan mulus. Ia menggantikan Abu Bakar yang meninggal setelah memimpin selama 2 tahun 3 bulan 11 hari.

Abu Bakar jatuh sakit pada musim panas 634M. Selama 15 hari hanya berbaring. Ia ingin suksesi tak meretakkan persatuan kaum muslimin. Ia merasa, dari semua sahabat Nabi, Umar paling tepat menggantikan dirinya. Namun dia tak mau memutuskan sendirian. Dipanggilnya para sahabat Nabi yang terpandang. Mereka ternyata setuju Umar nantinya menggantikan Abu Bakar.

Kemudian Abu Bakar naik ke balkon rumahnya dan berbicara kepada ummat Islam yang berkerumun di bawah. “Saya berharap kalian semua bisa sepakat tentang calon pengganti khalifah. Saya bersumpah, saya hanya ingin melakukan yang terbaik dalam perkara ini. Hemat saya, Umar bin Khattab yang terbaik dan saya ingin mencalonkannya. Saya berharap keinginan saya ini sama dengan keinginan kalian dan kalian dapat mengikuti keputusan saya.”

            Mereka serempak berkata: “Kami mendengarmu dan akan mematuhi perintahmu.” Abu Bakar lalu memanggil Usman dan mendiktekan teks perintah yang menunjuk Umar sebagai penggantinya setelah para sahabat utama dan masyarakat luas menerimanya.

            Khalifah Abu Bakar meninggal Senin, 23 Agustus 634M. Shalat jenazah dipimpin Umar Ibnu Khattab kemudian dimakamkan di sisi kubur Nabi yaitu di rumah di rumah Aisyah anak kandungnya yang juga istri Rasulullah. Umar Ibnu Khattab langsung tampil sebagai khalifah tanpa ada ketegangan maupun perdebatan.         

            Perlu diketahui, masyarakat muslim Madinah saat itu tak mengenal budaya ewuh pakewuh seperti masyarakat kita sekarang. Jika merasa setuju bilang “ya”, jika tidak setuju bilang “tidak” tanpa sedikit pun rasa sungkan atau pakewuh, sekalipun ditujukan pada pejabat tinggi.

            Dalam kehidupan sehari-hari, sering rakyat jelata bisa langsung mengadukan persoalannya kepada gubernur bahkan langsung khalifah tanpa rasa takut atau pakewuh.

            Kondisi yang sehat dan terbuka itulah yang terjadi ketika mereka secara aklamasi setuju atas kekhalifahan Abu Bakar di gedung pertemuan dan setuju atas kekhalifahan Umar Ibnu Khattab ketika Abu Bakar menawarkan dari balkon rumahnya.

            Mereka menjadi khalifah jauh dari kepentingan duniawi. Terbukti, mereka menjadi miskin setelah menjabat sebagai khalifah karena takut pada harta negara masuk ke dalam perutnya.

            Khalifah Usman dikenal kaya sebelum menjadi khalifah, habis semua hartanya setelah menjadi khalifah.

            Karena itu jangan bandingkan dengan penguasa sekarang yang hidup dengan gaji, tunjangan dan fasilitas  yang sangat memadai.

            Di bawah kekhalifahan Umar bin Khattab, masyarakat muslim memperoleh kemajuan pesat. Umar membangun jaringan pemerintahan sipil tanpa ada contoh sebelumnya. Ia seorang khalifah yang kaya dengan gagasan orisinal, amat menjunjung hak asasi manusia, tegas dalam menegakkan keadilan dan sikap egaliternya luar biasa. Namun khalifah yang mudah tersentuh dengan penderitaan orang bawah ini justru hidupnya berakhir dengan tragis. Terbunuh.

            Seorang budak majuzi bernama Feroz menyelinap di tengah para jamaah yang akan melakukan shalat di Masjid Nabawi Madinah. Ketika Umar datang hendak menjadi Imam, dengan cepat ia menyerang dan menusuk Umar dari belakang. Tiga hari kemudian, khalifah yang luar biasa ini wafat.


[masih] To be continued...

No comments:

Post a Comment