Tuesday, March 8, 2016

Seperti Ikan Laut



Aku ingat sekali.
Saat aku diinterview -- untuk tes masuk perusahaan tempat aku bekerja sekarang ini -- dan interviewernya memberi pertanyaan: "Sebutkan satu kata yang menggambarkan bagaimana Anda!" -- Aku dengan cepat dan yakin menjawab: "Sabar!"
Jawaban yang membuat sang interviewer terbelalak dan berseru: "Oyaa??"  untuk kemudian melanjutkan dengan pertanyaan: "Dari skala 1-10, sebutkan skala berapa kesabaran Anda!"
Lagi-lagi jawabanku: "Delapan" yang aku ucap dengan tegas membuat interviewer itu terkesima.

Ya!
Aku bisa menjawab secepat, seyakin dan setegas itu, karena SAAT ITU aku dikenal dan mengenal diriku sebagai orang yang sabar. [FYI: kesabaran itu aku peroleh dan aku pelajari dari ayahanda *Terima kasih, Pak. You are the best teacher]

Hm? Saat itu?
Berarti sekarang sudah enggak? *blushing sambil nyengir luebarrr...

Sebelum aku lanjutkan, aku akan memberikan sedikit gambaran tentang lingkungan tempat aku bekerja. OK?
Aku bekerja di sebuah perusahaan perorangan dengan satu pemilik dan aku adalah satu-satunya pegawai di perusahaan itu. Jenis pekerjaan yang aku geluti -- yang bekerja berdasarkan deadline, -- membuat atasanku sering senewen, panik, dan uring-uringan, karena klien-klien kami rata-rata tidak kooperatif dan peduli tentang deadline. Sikap tersebut, yang disertai pula dengan ucapan penuh sumpah serapah -- yang begitu sering aku dengar, dan diperparah dengan hanya akulah satu-satunya orang yang mendengar segala sumpah serapahnya setiap detik-detik mendekati deadline -- membuat tingkat-kesabaran-dengan-skala-delapanku itu terkikis.

Aku sudah terkontaminasi 'virus-negatif'-nya!
Apalagi ternyata tidak hanya aku yang 'merasakan' hal itu. Orang-orang disekitarku -- yang semula mengenal aku sebagai orang yang sabar -- juga merasakan perubahan yang sama. Saat itulah alarm 'wah-ini-ga-bener'ku berbunyi nyaring sekali. Ada perasaan 'tidak terima' karena 'kehilangan-kesabaran'. Perasaan itu kemudian menuntutku mencari 'sesuatu' yang bisa mengembalikan sabarku!

Lantas, aku bergabung di Success Mastery Club yang didirikan oleh Bp. Ariesandi. Berkumpul dengan orang-orang hebat dan belajar banyak hal disana setiap dua minggu sekali. Setiap hari mendapatkan suntikan semangat melalui grup tanpa henti. Menyerap segala hal positif yang diberikan dan dibagikan dengan cuma-cuma. Hingga aku merasa berhasil sedikit demi sedikit mengembalikan sabarku yang sempat hilang.

Saat ini, aku dalam proses belajar untuk [lebih] meningkatkan kesabaran. Aku menyadari bahwa aku setiap hari berinteraksi dengan lingkungan negatif. Maka aku membekali diri dengan selalu berpikir dan bersikap positif. Aku tidak mau terkontaminasi lagi. Aku tidak bersedia tertular lagi.

Aku ingin seperti ikan laut. Yang tidak asin meskipun berada di air asin.


::[]::


#SuccessMasteryClub
#BecomeALeader
#Sabar



1 comment:

  1. If you only do what you can do, you will never do more than you can do now...
    so...BE YOUR BETTER SELF
    Kalau kamu hanya melakukan apa yang sudah bisa kamu lakukan ... kamu tidak akan pernah bisa melakukan lebih, dari apa yang kamu bisa lakukan sekarang... jadilah dirimu yang selalu lebih baik...

    tengkyu for join Success Mastery Club - SMC

    ReplyDelete