Tuesday, March 22, 2016

Mata. Baca. Kaca




Kata Novi, wajah boleh aja imut. Tapi mata ga bisa nipu.

Usia seseorang bisa dilihat dari cara dia baca.

Alias kalo udah kepala empat, cara baca kita pasti... sreeett... media baca dijauhin dari mata atau kepala ditarik menjauh dari media baca karena mata udah rabun dekat. Hahahaha....

Dan taraaaa.... aku pun [akhirnya] mengalami kejadian bersejarah ituu!!!

Jadi, judul "Mata. Baca. Kaca" itu maksudnyaaaahh: 
MATAku kalo dipake BACA jadi berKACA-kaca karena pedih. Itu artinya MATAku kalo mo dipake BACA udah butuh KACAmata. Hihihihi....

Awalnya aku bertahan ga mo pake kacamata. Cari cara gimana supaya mata bisa normal lagi karena aku emoh tergantung ma kacamata. Berbagai macam tips aku lakukan demi mendapatkan mata normal kembali. Hasilnya? Ada sih. At least aku ga perlu sampe ngrasa puyeng yang teramat sangat sampe muntah-muntah lagi. Tapi siapa yang bisa nolak mata tua? Meski aku udah nyoba berbagai macam usaha, tetep aja aku ga bisa menghindari kerabunan itu.

Akibatnya, sejak susah baca karena rabun dekat yang melanda, kegiatan bacaku jadi terhambat. Majalah rutin bulanan yang biasanya selalu aku babat habis ga lama setelah majalah itu datang,-- boro-boro aku baca, -- aku buka halamannya aja udah males cos tulisannya bikin aku puyeng.

Begitu juga nasib para buku yang aku beli. Beberapa aku baca dengan jangka waktu yang super lama. Aku perlu bantuan senter saat baca untuk bikin tulisannya terbaca dengan jelas. Sementara beberapa yang tersisa harus bersedia hanya aku tumpuk berbulan-bulan tanpa aku sentuh *kasihaann...

Tapiii....
Setelah akhirnya aku nyerah dan terpaksa beli kacamata baca, aku keluarin deh tuh semua buku yang aku beli dan belum sempet aku baca. Aku kumpulin dan aku tumpuk jadi satu di atas lemari kecil di kamar dekat jendela. Di atas tumpukan itu ada tulisan imajiner yang terpampang lugas: 'SIAP DIBACA'. Sementara di kepalaku sudah ada rencana 'gila' untuk jadi sering ke toko buku lagiii... Hahahahaa....

Hikmah yang aku petik dari kisah rabun dekat ini adalah bahwa kita tidak akan pernah bisa melawan "UMUR". Karena meski aku berusaha dengan bermacam cara untuk tidak acuh pada kondisi mataku yang menua, toh akhirnya umurlah yang menang. Meski aku bertahan tetap 'sok imut', mataku tetep aja nunjukin kalo aku udah ga imut lagi. Hehehehe....

Baiklah.
Mulai saat ini, ada sebentuk benda lagi yang selalu aku tenteng kemana-mana.
Karena "Mata. Baca. Kaca", aku perlu "Kaca. Mata. Baca"


::[]::


#KacamataBaca
#RabunDekat







1 comment:

  1. Alhamdulillah ir.. mataku masih kuat dibuat baca meski di tempat yang gk terlalu terang. Smoga masih kuat meski sampe umur kepala lima yaa.. hehehe..

    ReplyDelete