Monday, January 21, 2013

Bahagia yang Kukenang



Pagi ini, aku mengapresiasi sebuah status di satu jejaring sosial yang menurutku sangat menyentuh.
--- sebab, ada pesan yang meresap dalam setiap kalimatnya.

Status itu:

"Aku belajar merasakan bahagia...
Yang mungkin tidak abadi, tapi nyata, dan aku tidak meminjamnya dari siapapun...
Bahagia, pemberianmu untukku...
Terima kasih, karena aku bisa mengenangnya..."


Animated Emoticons

Mungkin bagi sebagian orang, status itu hanya sebuah rangkaian kalimat yang tak bermakna.
Tapi tidak menurut si penulis. Juga tidak menurutku.
Mengapa?

Aku coba ulas tiap baris kalimatnya dalam persepsiku:

Aku belajar merasakan bahagia
:  Semua orang di dunia ini pasti ingin merasa bahagia. Dan belajar merasakan bahagia adalah sebuah proses yang sangat menakjubkan.

Yang mungkin tidak abadi, tapi nyata, dan aku tidak meminjamnya dari siapapun...
:  Tidak ada yang abadi di dunia ini selain perubahan. Tapi ketidakabadian sebuah rasa bahagia bukan suatu hal yang patut disesalkan; apalagi jika kebahagiaan itu sangat nyata adanya. Dan sebuah bahagia yang menurut kita nyata, akan membuat kita merasa bahwa kita berhak secara mutlak memiliki kebahagiaan itu. Bahagia itu, adalah milik kita -- yang tidak kita pinjam dari siapapun!

Bahagia, pemberianmu untukku...
:  Pada kenyataannya, memang tidak semua orang bisa benar-benar merasakan bahagia. Manusia tidak pernah merasa puas bukan? Segala nikmat yang telah terberkahkan buat kita, kadang masih saja kita rasa kurang. Kita sering lupa, bahwa sebenarnya, bahagia sudah ada dalam hati masing-masing kita manusia -- yang merupakan anugrah dari Allah SWT. Tinggal bisakah kita menemukan untuk kemudian merasakan kebahagiaan itu?
Namun saat minimnya rasa syukur atas nikmat Allah merajai hati kita hingga kita tidak menemukan bahagia dalam hati kita sendiri -- dan lantas ada seseorang menuntun kita menemukan dan merasakan bahagia itu;-- wajar kiranya jika kita kemudian mengucap:

Terima kasih, karena aku bisa mengenangnya...
:  Dari ulasan kalimat-kalimat sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa aku merupakan salah seseorang yang pernah merasakan pemberian bahagia dari orang lain. Sebuah bentuk bahagia yang hanya sesaat namun benar-benar aku miliki karena sangat nyata dan membuatku selalu tersenyum kala mengenangnya.
Dan kalimat terakhir di status inilah yang membuatku tersentak. Sebab, aku menyadari satu hal, bahwa aku belum pernah mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang telah memberiku kenangan kebahagiaan [*sigh* ... sepertinya, sifat lupa manusia memang tak terhindarkan #ngebeladiri:D#]



::|[]|::
 

...thanks for reminding...

No comments:

Post a Comment