Thursday, June 21, 2012

Terpenjara Benci

Aku harus menekan emosi saat berada di sebuah ruangan dengan seseorang --- yang tidak aku harapkan keberadaannya. Menahan bergulirnya air mata demi sebuah gengsi agar tak tampak rapuhku. Bertahan dalam diam meski sebenarnya hingar teriakan hati serasa akan meledakkan raga.
          Angkuhku pun kian merdeka!
          : namun hingar teriakan itu tetap teredam rapi oleh dinding hati, hingga hanya kepala dan telingaku lah yang menjadi penikmat setianya.

... Aku merindukan rasa damai.
... Aku membutuhkan rasa terlindungi.

Ketika kemudian aku mencoba berkomunikasi dengan egoku, aku menemukan kesadaran bahwa seharusnya aku tidak boleh terpuruk oleh keadaan yang menjebakku terpenjara dalam benci.
Lantas aku meluangkan waktu untuk memejamkan mata di sela teriknya nyali.

Sore itu, saat rintik hujan membasahi bumi;
dengan ditemani segelas coklat hangat, -
: memandang keluar jendela kamar --- yang pengap oleh beban.
Ikrarku menerobos palung hati
,... mulai saat ini: aku harus bebas dari rasa benci!!


[()]

dapet baca dari kaos tetangga:
jangan terburu menyukaiku sebab aku mempunyai banyak kekurangan
tapi jangan ceritakan kekuranganku itu ke orang lain, sebab siapa tahu nanti aku jadi sahabat terbaikmu

5 comments:

  1. yang sabar ya mbak ... (kata-kata ini pasti keluar setiap saat)

    rasa benci itu hanyalah sebuah kebiasaan yang cenderung bisa menjadi virus/penyakit ....

    cobalah untuk menjadikan seseorang itu menjadi 'ada' ...
    dengan menganggap 'ada' lama kelamaan yang 'ada' akan
    menjadi 'tanpanya terasa kurang'
    dan dari 'tanpanya terasa kurang' bisa jadi nanti ....
    'kudu selalu ada'

    seperti krupuk ... kta anggap penting juga tidak tapi kalau
    'ada' .. rasanya lebih terasa
    'tanpanya terasa kurang' .. rasanya smua jadi lebih lengkap
    'kudu selalu ada' .. rasanya jadi tidak pingin berhenti

    tapi, sebelumnya ... coba 'reset' yang pernah mbak rasakan...

    insyallah seiring dengan waktu ...
    smua akan seperti yang kita harapkan ...

    ,.... mulai saat ini ... hanya mbak yang bisa memulai

    ReplyDelete
    Replies
    1. pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah:

      kalo kita ga bisa mengubah keadaan di sekitar kita, kitalah yang harus belajar untuk menyesuaikan diri dengan keadaan tsb.
      tapi kalo keadaan di sekitar kita tsb merugikan kita, ga ada sikap yang lebih baik dari meninggalkan keadaan itu secepatnya :)

      peace mas!
      meski kita berharap -- seiring dengan waktu -- semua akan menjadi seperti yang kita arepin, kita tetep harus inget, bahwa kadang kala keadaan berjalan ga seperti yang kita arepin ;)

      Delete
  2. jadikan dia 'bea' mu... yang slalu ada dihatimu

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha,
      bea is always in my heart; but it is my past.
      because i have the new one that more special :)

      Delete
    2. alhamdulillah ...

      Delete